Friday, August 26, 2011

The Skies Wont Fall Until The Sun Reaches It Ends.


23 August 2011, 07:49 AM.
Still breathing like those old trees.
Smoking, sorry.
Blaming me for nothing.

You were louder than before.
Too loud.
I cant even hear the radio.
I loathe that moment.

My eleventh cigarette for this morning.
You broke the rules I've made.
You break me, all of me.
You middle-fingered me. Fuck off.

I wont reach my dreams with you.
But I cant decide.
I've no control.
But I've secret to tell the world.

I am going to turn myself off.
For years, If I could.
I wont blame you for this.
I blame us.

We're Not Tidal Anymore.


Yanda, aku pergi.
Bukan untuk menyakitimu sebenarnya, tapi untuk menyakiti aku.
Aku berhak menerima.
Aku berhak menghadapinya sendirian.

Aku ingin sendiri.
Sendiri mengalahkan kerasku,
Mengalahkan egoku yang seperti raja,
Yang menjadikan aku seorang ksatria tak berwatak dan tak bermasa depan.

Aku tidak ingin tidur,
Tak berani juga untuk menutup mata.
Aku hanya memandang tembok yang berdiri kokoh.
Aku akan terus memeluk diriku hingga aku kehilangan keseimbangan.

Aku butuh gravitasi.
Aku butuh hujan.
Aku butuh bintang.
Aku butuh keajaiban.

Aku akan berhenti menatapmu.
Aku tidak akan bergetar.
Semua untuk kebaikan kamu,
Meskipun itu adalah pernyataan yang tolol.

Yanda,
Aku butuh air.
Air mata.

Blame Me.


It's not about me, nor us.
But you.
You came to me, you live in me.
I want you to come out.

I give a damn for all of your mistakes.
I run to you.
But I cant catch you.
I will never cant.

Look at me like you'll never see me.
There's a scar.
You made it with no reason.
You cursed me.

Why did you have to come?
Where's your brain?
Where's your manner?
How dare you?

Words are killing.
Your deadly weapon.
I dont need words.
I need you to disappear.

Let me breathe on my own.
Let me watch those birds alone.
I dont want you.
Just, go away.

Joker Is Better Than Batman, Sometimes.


Kenapa semua orang suka salah menilai dalam hal-hal tertentu? Heran aja, kok bisa-bisanya mereka menilai sesuatu yang mereka engga kenalin secara dalam?

Disini sih saya cerita tentang diri saya. Mau tau banget? Nih.

Saya orangnya keras. Tidak individualis, tapi ya keras. Semua orang itu egois, tapi dalam batasan masing-masing. Saya juga keras sama diri saya sendiri, dan saya tidak akan melakukan sesuatu yang saya tidak suka kecuali buat pengalaman. Saya tidak ingin diatur, dan selama saya nyaman dengan keputusan dan prinsip saya, saya tidak akan mengubah hal itu. Ada kalanya nasehat dari orang lain bener, cuma ya, saya tetep balik ke prinsip saya pasti. Kalo saya ga nyaman sama nasehat dia walopun itu bener, saya ga jadi diri saya sendiri dong. Tapi ada kalanya saya lembek sama diri saya sendiri, untuk tujuan tertentu.

Saya muslim yang kuat, even suka lupa solat ato males-malesan disuruh ibadah. Orangtua saya sudah menanamkan saya sejak saya kecil, kalo agama itu nomer satu. Banyak yang bilang, agama itu tidak menyelamatkan kita atau apalah itu.... Tapi saya tetep sama pendirian saya kalo ya, saya muslim. Mungkin pandangan saya tentang agama sama orang kebanyakan beda, tapi itulah saya. Cara pikir saya berbeda dari orang kebanyakan dan saya kebanyakan mikir pake logika. Ya, kalian pasti bisa ambil kesimpulan dari situ, kalo apapun yang saya lakuinm apapun yang terjadi, saya tetep orang Islam sampe mati. Saya lahir Islam, mati juga Islam. Dan saya hidup sebagai Muslimah, sebagai hamba Allah. Ya suatu saat nanti saya bakal improve ibadah saya pasti. Ya, dengan cara saya sendiri.

Saya orangnya terlalu santai. Karena kalo saya panik, ancur semua pasti. Saya paling ga suka diburu-buru walopun saya telat, karena saya tau, semua yang dilakuin buru-buru itu hasilnya ga maksimal. Tapi ya... Jeleknya, saya orangnya males. Dan sampe sekarang saya belom bisa nemuin solusi buat kemalesan saya itu, saya belom dapet sesuatu yang bisa ngubah sifat jelek saya itu.

Saya menyeimbangkan logika dengan perasaan. Pola pikir saya selalu berdasarkan logika. Kecuali buat masalah cinta. Ya itu ribet yang jelas. Tapi akhir-akhir ini, saya udah cukup bisa menyeimbangkan logika sama perasaan saya di dalam hal cinta. Perih memang, cuma itu semua kan harus berdasarkan kenyataan. Kalo suka ya suka, engga ya engga. Suka deketin, engga ya jauhin. Dalam hal apapun saya mencoba untuk terus nyeimbangin itu, ya karena semua yang saya lakuin pasti juga buat saya dong.

Saya, kadang, tapi lebih tepatnya sering, lebih ngeduluin orang lain dibanding ngeduluin diri saya sendiri. Tapi itu juga udah dipikirin mateng-mateng, dan saya orangnya selalu mikir panjang dalam segala hal, jadi ya, udah oke lah, ada pertimbangan-pertimbangan tertentu kalo mau ngeduluin orag lain dibanding diri sendiri.

Saya ga suka kalo sesuatu yang saya senengin dihambat sama orang lain. Toh saya suka, meskipun itu bikin capek, sedih, susah ato nyesek sekali pun. Resiko kan resiko saya, bukan resiko mereka. Ya saya yang tanggung. Saya makasih sih sama mereka yang udah ngingetin saya, cuma ya buat pengalaman-pengalaman saya, kenapa dihambat? Toh saya seneng dan orangtua juga setuju-setuju aja. Oh ya, dan selama orangtua saya suka, santai dan mengizinkan saya, saya bakal terus ngelakuin itu. Toh mereka ga marah atopun berat.

Saya adalah kaum minoritas. Kenapa? Saya sangat berbeda dari orang-orang kebanyakan, terutama perempuan. Jadi jangan aneh kalo lagi sama saya terus tiba-tiba saya bilang T-Rex itu ganteng terus paus itu cantik. Atau... Ivan Gunawan itu oke parah. Saya suka loh sama Julia Perrez, dengan segala kekurangannya. Mereka suka Miley Cyrus, saya lebih milih Shakira. Mereka suka All Time Low, saya lebih milih Jonsi. Mereka bilang selingkuh itu parah, saya bilang itu biasa. Mereka pake wedges, saya lebih pilih pake sneakers. Mereka bilang air liur anjing itu najis, tapi saya tidur sama anjing saya. Mereka bilang Edward Cullen ganteng, saya pilih Jacob Black. Ya itulah saya, ditambah lagi saya cuek sama keadaan sekitar, terutama dalam bersosialisasi. Saya orangnya supel, jadi main sama siapa aja, ampe germo sekali pun. Dan saya tidak akan mengaggap itu negatif, selama mereka bisa menghandle perbedaan ato kelakuan mereka sendiri. Dan masih banyak lagi sih, tapi saya engga usah sebutin disini.

Saya suka orang yang berjiwa seni tinggi. Hal ini masih tanda tanya di kepala saya, kenapa mereka bisa begitu jenius dan kreatif dalam bermusik? Melukis? Dan lain-lain? Mereka manusia-manusia hebat.

Saya suka dengan pola pikir orang Atheist. Logika mereka luar biasa hebat, sampe mereka berani mengambil keputusan yang amat sangat hebat. Tapi bukan berarti saya ingin seperti mereka, jelas engga. Saya cuma kagum. Mungkin saya agak seperti mereka cuma saya masih menomor satukan kepercayaan saya.

Kayanya segitu aja deh curhatnya. Paling tidak saya udah ngasih tau pribadi saya, jadi jangan salah menilai saya, karena saya beda, dari anda.

Having A Rapid Pulse For 30 Minutes.


Anggate,
I am no longer your super woman.
I have my own life, you have yours.
I discarded everything about you from my life, but I dont erase it.

Anggate,
You're my hurricane.
You're still someone for me.
You live in my sea of memories.

I've been crying all night long like a baby.
I want milk from my mother and I cant do anything except begging and crying for it.
Your smell would linger in my room for days.
I cant see your shadow, no I cant.

The sound from my piano makes me hurt.
And the violin, shows me your pattern.
Colors is the best illustrator for us now.
Until the moment you will go away.

Anggate,
You're my bestfriend.
You're my husband.
You're my enemy.