Wednesday, December 7, 2011

Dont Turn Your Back On Me.


Let's go back. Back to the beginning.

It was 4 years ago, since the first time we met. No... Not our first time exactly. But I remember, you came to my school and picked up your ex. Me, Tina, Sartika and Sasiet were there too. So you picked us up with your Avanza and drove us to PIM. I didnt really notice you that day, and yea, I had a boyfriend that day.

Years go by, we met again on Aska's farewell party. I remember you, and your name. So I said 'hi' and you replied 'halloooooo'. At the first time, I thought that you've forgotten me. But yea, you remember.

Aska went away. And I didnt have a place to go. Sasiet lived in a semi-apartment called D'Lofts. So I went there. And I met you again, you used to visit Amel and Tabe's room with Cembon. We talked a lot, laughed so hard and went to several places together.

And we went to Bandung. Aya made us, so you and I, Sasiet, Tabe went to Bandung together. We picked Indah and Aya and went back to Jakarta and slept at D'Lofts. Oh yes, it was your birthday. We celebrated it at Puncak. It was full of surprises.

You texted me every day, every time. We used to go together, went to several places, and yea, we laughed a lot. It was fast.

And one day, when we were together in my room, you said it. You love me. I love you too, papi.

You held me so tight. You took a good care of me since then. You treated me like I am the only one. You were so protective.

And you moved to Bali to reach your dream, to be a great pilot. Distance and time tested us, but we made friends with them.

I cried, you cried, we cried.
I laughed, you laughed, we laughed.
We shared everything.

And one day, we fought. It took almost a week until you texted me. It said, "I cant do this anymore, I'm sorry".

Felt like my world falls. I begged you to change your mind, but you didnt listen. You kept your words, you drove me crazy. I didnt have a good sleep for days. I forced my mind to forget you, I cant. It's getting worst each day.

I'm glad we are back now. We're together again. Please, hold me, because I will hold you tighter than before. I will hold you until it hurts.

Because A Good Man, Is So Hard To Find.


17 ‎November ‎2011, ‏‎9:37:24

Allah SWT baru saja menegur saya. Memberikan saya suatu kejadian yang benar-benar membuat saya merasa digampar. Saya, tidak lagi menjadi calon istri dari seorang penerbang.

Allah SWT memberikan saya pelajaran yang amat membuat saya menyesal. Saya tidak menghargai orang yang sudah sangat mencintai saya, ego saya mengalahkan semuanya. Dan sekarang saya benar-benar menyesal dengan apa yang telah saya perbuat. Saya mengingkan dia kembali, tapi kelihatannya dia sudah tidak menginginkan saya. Ya, terbatas karena masalah perbedaan prinsip.

Kini saya tau, bagaimana perasaan dia saat itu, saat dimana saya meninggalkan dia karena perbedaan prinsip. Sakit, tidak rela, airmata tiak berhenti mengalir. Apa yang dia perjuangkan buat saya terlihat sia-sia. Saya mengerti. Dia sakit sekali dan saya sudah menyakiti dia. Saya menyesal, sangat menyesal.

Hal ini membuat saya trauma. Saya takut melihat semua hal yang berhubungan dengan dia. Karena saya sangat mencintai dia, dan dia orang terbaik yang pernah saya punya. Ibu saya pernah bilang, "Mencari seseorang yang perhatian memang mudah, tapi untuk mencari orang baik itu tidak mudah". Dia itu terlalu baik buat saya. Dia tau bagaimana caranya menangani saya, ketika saya marah, ketika saya sedih, dia selalu di samping saya, dan kenapa saya menganggap itu semua belum cukup? Manusia memang tidak pernah puas, dan seharusnya saya mensyukuri itu.

Saya masih ingin mendampingi dia, walopun mungkin saya sudah tidak pantas lagi untuk itu. Kenapa? Karena saya merasa sanggup untuk mengurus dia, saya merasa sanggup untuk menunggu dia, saya masih mau menemani dia, dan semua ini membuat saya sadar, saya tidak mensyukuri dia. Saya menyesal, dan saya harap semuanya belum terlambat. Pernahkah dia terlintas, alasan kenapa dia mencintai saya? Ya, itu alasan kenapa saya tetap bertahan. Saya menginginkan dia kembali.

Andaikan dia tau perasaan saya dan tau perjuangan saya disini, andaikan dia tau sehancur apa hati saya mengingat dia. Dia terlalu baik buat saya, saya ingin mendampingi dia terus hingga akhir, namun perbedaan prinsip menghancurkan segalanya, ini membunuh saya pelan-pelan. Kenapa tidak dari awal kita berpikir untuk masa depan kita? Salah kami berdua memang, tapi saya tetap percaya, suatu saat kami akan bersama.

Ya Allah, kalau memang dia benar jodoh saya, dekatkan dia dengan saya, kalau tidak, jauhkan dia. Buat saya ikhlas dengan keadaan ini, buat saya lupa. Karena yang terbaik yang pernah saya punya, dia nomor 11 saya, nomor satu dari yang nomor satu dari orang-orang yang pernah menjalin cerita dengan saya di masa lalu.

Mas, aku sayang sama kamu. Aku mau ngebenerin semuanya. Aku mau kamu kembali, jangan pergi lagi. Aku masih mau jadi yang terbaik buat kamu. Aku butuh kamu. Mas, kembali ke pelukan aku. Aku sayang sama kamu.