Wednesday, December 7, 2011

Because A Good Man, Is So Hard To Find.


17 ‎November ‎2011, ‏‎9:37:24

Allah SWT baru saja menegur saya. Memberikan saya suatu kejadian yang benar-benar membuat saya merasa digampar. Saya, tidak lagi menjadi calon istri dari seorang penerbang.

Allah SWT memberikan saya pelajaran yang amat membuat saya menyesal. Saya tidak menghargai orang yang sudah sangat mencintai saya, ego saya mengalahkan semuanya. Dan sekarang saya benar-benar menyesal dengan apa yang telah saya perbuat. Saya mengingkan dia kembali, tapi kelihatannya dia sudah tidak menginginkan saya. Ya, terbatas karena masalah perbedaan prinsip.

Kini saya tau, bagaimana perasaan dia saat itu, saat dimana saya meninggalkan dia karena perbedaan prinsip. Sakit, tidak rela, airmata tiak berhenti mengalir. Apa yang dia perjuangkan buat saya terlihat sia-sia. Saya mengerti. Dia sakit sekali dan saya sudah menyakiti dia. Saya menyesal, sangat menyesal.

Hal ini membuat saya trauma. Saya takut melihat semua hal yang berhubungan dengan dia. Karena saya sangat mencintai dia, dan dia orang terbaik yang pernah saya punya. Ibu saya pernah bilang, "Mencari seseorang yang perhatian memang mudah, tapi untuk mencari orang baik itu tidak mudah". Dia itu terlalu baik buat saya. Dia tau bagaimana caranya menangani saya, ketika saya marah, ketika saya sedih, dia selalu di samping saya, dan kenapa saya menganggap itu semua belum cukup? Manusia memang tidak pernah puas, dan seharusnya saya mensyukuri itu.

Saya masih ingin mendampingi dia, walopun mungkin saya sudah tidak pantas lagi untuk itu. Kenapa? Karena saya merasa sanggup untuk mengurus dia, saya merasa sanggup untuk menunggu dia, saya masih mau menemani dia, dan semua ini membuat saya sadar, saya tidak mensyukuri dia. Saya menyesal, dan saya harap semuanya belum terlambat. Pernahkah dia terlintas, alasan kenapa dia mencintai saya? Ya, itu alasan kenapa saya tetap bertahan. Saya menginginkan dia kembali.

Andaikan dia tau perasaan saya dan tau perjuangan saya disini, andaikan dia tau sehancur apa hati saya mengingat dia. Dia terlalu baik buat saya, saya ingin mendampingi dia terus hingga akhir, namun perbedaan prinsip menghancurkan segalanya, ini membunuh saya pelan-pelan. Kenapa tidak dari awal kita berpikir untuk masa depan kita? Salah kami berdua memang, tapi saya tetap percaya, suatu saat kami akan bersama.

Ya Allah, kalau memang dia benar jodoh saya, dekatkan dia dengan saya, kalau tidak, jauhkan dia. Buat saya ikhlas dengan keadaan ini, buat saya lupa. Karena yang terbaik yang pernah saya punya, dia nomor 11 saya, nomor satu dari yang nomor satu dari orang-orang yang pernah menjalin cerita dengan saya di masa lalu.

Mas, aku sayang sama kamu. Aku mau ngebenerin semuanya. Aku mau kamu kembali, jangan pergi lagi. Aku masih mau jadi yang terbaik buat kamu. Aku butuh kamu. Mas, kembali ke pelukan aku. Aku sayang sama kamu.

No comments:

Post a Comment

Says