Wednesday, May 9, 2012

This Conversation Will Be the Last Conversation For Me. And You.


"Aku pernah bilang sama kamu, kita itu satu, kita itu sama. Saat kamu ngerasa sakit, aku juga ngerasa sakit. Di saat aku ngerasa seneng, kamu juga ngerasa seneng. Sekarang, kita udah tiba di titik nol kesabaran kita. Kita sama-sama hancur. Kamu bisa bilang enggak, tapi jauh di dalam hati kamu, kamu meneriakan kata yang sama dengan kata-kata yang aku teriakan. Cuma kamu enggak bisa ngomong, dan kamu tau kalo aku yang akan mewakili teriakan kamu"

"Jangan pernah tinggalin aku lagi, Alana"

"Dion, kamu duluan yang ninggalin aku"

"Aku bener-bener nyesel, Alana. Aku kehilangan kedewasaanku. Maafin aku"

"Dion, aku bilang sekali lagi sama kamu, kita ini satu. Dan aku enggak pernah enggak maafin kamu. Kamu menarik lagi semua omongan kamu, dan kamu kembali ke pelukkan aku. Kebanggaanku kembali, kebahagiaanku kembali, kamu bisa lihat sebahagia apa aku sekarang?"

"Aku bisa lihat, hati kamu bicara jujur. Terima kasih, Alana"

"Dion"

"Iya, Alana?"

"Jangan pernah pergi lagi. Jangan biarin aku hancur lagi seperti kemarin. Dampingi aku, seperti kamu mendampingi aku kemarin-kemarin"

"Aku enggak akan membiarkan kamu jatuh sendirian lagi, Alana. Kalo kamu jatuh, akan jatuh lebih duluan daripada kamu supaya ketika kamu jatuh, udah ada aku yang akan menahan kamu membentur tanah, biar aku yang merasakan sakit. Aku tidak mau menghancurkan hati kamu lagi"

"Terima kasih, Dion. Terima kasih"

"Aku mau hidup terus sama kamu, Alana. Aku mau hidup terus di dalam diri kamu"

"Iya, Dion. Kita akan belajar dewasa bersama"

"Aku cinta sama kamu, Alana"

"Aku cinta sama kamu, Dion"

2 comments:

  1. "Aku mau hidup terus sama kamu, *sensor*. Aku mau hidup terus di dalam diri kamu"

    jadi inget Voice note dari dia pas dibulan pertama :')

    ReplyDelete
  2. Dia udah hidup di dalam diri lo, Can :) dan dia akan terus hidup di dalam sana.

    ReplyDelete

Says